Senin, 16 Desember 2013

Laporan Kuliah Lapangan ke PT AIR MANCUR



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kuliah Lapangan
               Kuliah lapangan merupakan mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa Teknik Kimia UPN ” Veteran” Yogyakarta. Kuliah Lapangan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam bidang industri serta mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang didapat di dalam kehidupan kampus dengan aplikasi yang sebenarnya pada perusahaan.
1.2 Tujuan Kuliah Lapangan
Tujuan dari kuliah lapangan ini dimaksudkan agar mahasiwa mampu mengenal dunia kerja terutama dalam bidang industri serta dapat mengenal kegiatan proses di industri.
1.3 Sejarah Berdirinya Pabrik
             Air Mancur Sebagai Perusahaan Jamu, yang sangat komit terhadap mutu, dan keamanan produk yang dihasilkan, serta memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan.


 









Gambar 1 Aula PT. Air Mancur
             Didirikan pada tanggal 23 Maret 1963 oleh 3 sekawan beranama Bp. Imun Ongko Sanjoyo sebagai spesialis proses produksi, Bp. Rudi Hendro Tanodjo sebagai spesialis meramu resep dan Bp. L Wono Santosa sebagai marketing atau bagian pemasaran. Awalnya Pabrik jamu ini adalah sebuah Home Indusry yang letaknya didepan UNS atau Kentingan dengan karyawan berkisar 9 – 19 orang. Setelah 9 bulan tepatnya tanggal 23 Desember 1963 akhirnya Pabrik jamu yang awalnya adalah home industry itu berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas), sebagai tempat usahanya mereka menyewa pabrik di Wonongiri tepatnya di Jalan Seng.
    Tahun 1971, membeli lahan untuk di bangun pabrik di desa Salak, Wonogiri. Kemudian tahun 1974 mulai ada expansi pengembangan di Palur. Tahun 1996 membeli bekas pabrik di daerah Jetis, Jateng.
             Berawal sebagai bisnis obat herbal (Jamu), sejak tahun 1996 Perseroan telah melakukan diversifikasi ke makanan kesehatan dan industri kosmetik dengan mempertahankan bahan herbal dan alami sebagai kekuatan inti. Untuk mendukung kualitas tinggi standar keselamatan yang Jamu, Makanan Kesehatan dan tanaman Kosmetika telah dilengkapi dengan sejumlah laboratorium, yaitu Laboratorium Farmakologi, pharmacognosy dan fitokimia, Mikrobiologi Analisis dan Fabrikasi.
    Sejak tahun 1970-an Perusahaan telah mengekspor produknya ke berbagai negara termasuk Malaysia, Singapura, Brunei Darusallam dan Taiwan. Saat ini Perusahaan sedang memperluas pasar ke Asia dan negara-negara Timur Tengah sejalan dengan tren dunia, Perseroan telah aktif mengembangkan produk baru & inovatif dalam suplemen herbal, kesehatan makanan & minuman, kosmetik & mandi sebuah produk juga herbal kesehatan . Jumlah tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu sehingga pada tahun 1973 telah mencapai sekitar 1000 karyawan. Pada tahun ini mulai dibangun pabrik lagi di Palur tepatnya di Dusun Tegalharjo, kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar, karena keperluan ruangan kerja yang mendesak maka pada tanggal 24 Februari 1974 L.W. Santoso segera meresmikan pabrik di Karanganyar itu walaupun sebenarnya pembangunannya belum selesai seluruhnya. Pada perkembangan selanjutnya dibangun lagi pabrik baru pada tahun 1976 di Desa Jajar, Kleco dalam Kota Surakarta. Peresmian pabrik baru di Kleco yang disediakan untuk kegiatan logistik dan laboratorium penelitian dan pengembangan ini dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tanggal 10 Desember 1976. pada tahun 1978 di bangun lagi pabrik baru di Desa Giriwono, kira-kira 4 km dari arah Wonogiri kota ke arah Solo.
Dari tahun ketahun PT. Air mancur terus mengalami kemajuan yang cukup berarti, pada tahun 1995 dibangun lagi perusahaan di Jetis khusus untuk memproduksi kosmetika. Namun PT. Air Mancur bukan berarti tanpa masalah, karena pada tahun 1997 mendapat musibah dimana salah satu bagian dari pabrik yang terletak di Palur yaitu bagian pengemasan mengalami kebakaran sehingga untuk proses pengemasan di pindahkan ketempat terdekat dengan Unit Palur yaitu Celep yang terletak ± 400m dari Unit Palur.  Semua produk yang telah lulus standar kualitas tertentu dan bersertifikat 'dijual bebas' di dalam wilayah Indonesia oleh Food Indonesia Pengawasan Obat dan Otoritas (Badan POM). Sertifikasi untuk ekspor oleh otoritas yang sama akan disusun berdasarkan kebutuhan negara. Sejak tahun 2001 Plant Jamu telah disertifikasi ISO 2001 dan saat tanaman lainnya yang mengadopsi standar kualitas yang sama. Untuk Memenuhi kebutuhan konsumen umat Islam, Perusahaan juga memperoleh Sertifikat HALAL dari Indonesia.

1.4 Gambaran Umum PT. Air Mancur
            Visi
            Untuk menjadi pemimpin pasar di Indonesia dalam produk-produk kesehatan alami.
            Misi
1.     Untuk menghasilkan obat-obatan herbal, minuman kesehatan, kosmetik dan suplemen makanan dengan inovasi dalam bahan-bahan alami, nilai tambah tinggi dan manfaat kesehatan kepada masyarakat.
2.     Untuk mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi melalui nilai dari produk-produk berkualitas.
3.     Untuk memenuhi Stakeholder melalui pertunjukan perdana di atas rata-rata industri, selanjutnya meningkatkan pangsa pasar di kategori produk masing-masing.Untuk mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan di atas rata-rata
4.     Untuk membangun sumber daya manusia yang handal dan kompeten dalam fungsi masing-masing.
          Produk yang dihasilkan
1. OHT ( Jamu, Ekstrak )

a.           Untuk wanita
b.           Untuk pria
c.           Untuk pria & wanita
d.           Untuk obat dalam
e.           Untuk obat luar
f.            Untuk anak

2. Kosmetika
Produk kosmedik ( bedak, lulur, mangir )
3. Makanan & Minuman
Minuman kesehatan ( madu, dll )
Perkembangan Bisnis
1.     Pengembangan Obat Tradisional ( Obat  Herbal Terstandar & Fitofarmaka )
2.     MemberikanSetiap Kantor Cabang masing-masing  Kepala Bagian memiliki perencanaan sendiri.
3.     Pedoman dan standar jaminan mutu (penetapan syarat keamanan, khasiat dan kualitas), serta jaminan halal.
4.     Mengupayakan ketersediaan produk Obat Herbal Terstandar dan keterjangkauan bagi masyarakat.
5.     Memasyarakatkan manfaat terapiotik Obat Tradisianal ( Obat Herbal Terstandar ) bagi konsumen / para pelanggan.

         Kriteria dalam Pengembangan
              Pengembangan Produk Air Mancur, kearah yang dibutuhkan oleh konsumen / pasar potensialnya, Misalnya :
1.     Produk berupa sediaan yang menarik ( Jamu , kapsul, tablet ,pil efervessen dll ), serta rasanya enak dan tidak terkesan pait
2.     Produk harus terstandard dan acceptable
3.     Develop Good and reliable product especially “extraction base products”
4.     Kecepatan menghasilkan produk baru yang inovatif

1.5 Letak Perusahaan
             Untuk letaknya pabrik keseluruhan berdekatan dengan jalan raya sehingga merupakan tempat yang strategis. Kecuali untuk pabrik yang memproduksi kosmetik.         Pusat PT Air Mancur terletak dahulu ada di Wonogiri. Tetapi sekitar tahun 1990-an pusatnya dipindah di Palur dikarenakan pertimbangan letak yang lebih strategis dan daerah pemasaran yang lebih luas.
                        Di daerah Wonogiri sendiri terdapat 3 tempat :
1.     Desa Salak sebagai gudang
2.     Klampisan sebagai tempat produksi Minuman Kesehatan
3.     Pelem sebagai gudang

            Di Palur sendiri merupakan tempat produksi jamu serbuk dan ekstrak (Tablet Kapsul). Untuk tempat bahan baku letaknya di Celep. Lokasi Unit yang ada di PT. Air Mancur beserta proses yang dilakukan antara lain:

1.     Unit Produksi Palur, untuk proses pengolahan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat.
2.     Unit Produksi Jetis, untuk pengolahan produk kosmetik.
3.     Unit Produksi Pelem, untuk pengolahan produk makanan dan minuman.
4.     Unit Produksi Klampisan, Wonogiri, untuk pengolahan produk makanan dan minuman.
5.     Unit Produksi Celep, untuk proses pengemasan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat dengan menggunakan mesin.

1.6 Lingkungan Fisik Perusahaan
             Lingkungan fisik perusahaan ramah lingkungan, dengan luas sekitar 5 hektar pembagiannya meliputi :
-        60%  bangunan
-       40%  serapan (tanam-tanaman, koleksi tanaman obat)
            Khusus ruang produksi ruangannya tertutup untuk menjaga mutu produk agar tetap steril sehingga penerangannya memakai lampu. Untuk di bagian gudang ruangannya terbuka karena untuk keluar masuk barang.

1.7 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada PT. Air Mancur adalah simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun, berupa bahan yang telah dikeringkan. Bahan alamiah yang digunakan di PT. Air Mancur adalah simplisia nabati kering yang terdiri dari bagian-bagian tanaman seperti akar, daun, batang, biji, buah dan sebagainya. Khasiat produk jamu sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang dipergunakan. Oleh karena itu, PT. Air Mancur menerapkan kebijaksanaan yang sangat selektif terhadap simplisia yang dibeli. Standar mutu untuk masing-masing jenis simplisia telah ditetapkan dengan criteria (fisik dan struktur kimiawi) yang dinyatakan dalam istilah farmakologi. Misalnya untuk jenis empon-empon disamping khasiat, penampilan fisik seperti warna, bau, kebersihan menjadi pertimbangan penting untuk menetapkan standar mutu.
Secara garis besar, atas dasar keberadaannya simplisia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu simplisia yang bersifat musiman dan yang tidak musiman. Golongan pertama terdiri atas jenis biji-bijian, bunga dan buah yang hanya terdapat pada musim-musim tertentu sesuai dengan sifat musiman tersebut, perusahaan cenderung menumpuk persediaan dalam jumlah besar untuk menghindari kemungkinan kehabisan bahan. Gologan kedua adalah simplisia non-musiman yang terdapat sepanjang tahun. Termasuk dalam golongan ini yaitu simplisia yang berupa daun-daunnan, kulit batang dan akar.
Apabila dikelompokkan atas dasar jumlah pemakaiannya terdiri dari golongan simplisia dominan dan golongan kurang dominan. Simplisia dominan adalah beberapa jenis simplisia yang diperlukan dalam racikan hamper semua jenis produk jamu. Termasuk dalam golongan ini adalah lengkuas (Languas galangal (L) Stuntz), Lempuyang (Zingiber aromaticum Val), Kedawung (Parkia Javanica Lanc), dan jahe ( Zingiber oficinale). Yang termasuk golongan kedua adalah simplisia yang mempunyai khasiat khas dan hanya diperlukan oleh produk-produk jamu tertentu.
Atas dasar sumber perolehannya simplisia yang dipergunakan berasal dari beberapa sumber. Sumber-sumber tersebut yaitu:
                             I.        Hasil penanaman/pengumpulan tumbuhan liar yang kemudian dibeli lewat agen perantara (pemasok).
Sampai saat ini hampir seluruh kebutuhan simplisia perusahaan dipenuhi dari sumber pertama. Konsekuensinya adalah mutu simplisia yang ada sangat beragam, tergantung pada daerah asal maupun perlakuan pasca panen yang diberikan. Namun demikian secara umum mutu simplisia tersebut masih cukup memenuhi syarat. Pemasok simplisia pada PT. Air Mancur berasal dari seluruh Indonesia. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa pemasok-pemasok besarnya berasal dari daerah seputar Surakarta, Yogyakarta dan semarang. Berdasarkan kontinuitas pembeliannya, pemasok simplisia dibedakan atas pemasok tetap dan tidak tetap. Pemasok tetap adalah pemasok yang telah dipercaya penuh oleh perusahaan dan mendapatkan order secara berkala, pemasok tidak tetap mendapatkan order pada saat perusahaan berminat membeli simplisia yang ditawarkannya. Syarat utama yang harus dipenuhi pemasok adalah disiplin menjaga kualitas simplisia meaupun memenuhi permintaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu 3 minggu setelah disetujuinya surat pembelian.
                           II.        Untuk jenis simplisia tertentu, diperoleh dari kebun yang dimiliki perusahaan.
Sumber pengadaan yang kedua, diterapkan pada beberapa jenis simplisia langka yang tidak banyak terdapat dialam. Termasuk pula beberapa jenis simplisia impor yang telah berhasil dibudidayakan dikebun perusahaan diantaranya gadung tiongkok (Dioscorba hispida Dennst), Adas (Foeniculum vulgare Miller) dan Dubosia (Duboisia leichardtii F. Moeller). Adanya kebun yang dimiliki perusahaan yang terdiri atas kebun koleksi dan imventarisasi, kebun percobaan dan kebun pembibitan, adalah dalam rangka memenuhi himbauan pemerintah. Kebun yang dimiliki perusahaan terletak dikecamatan Karangpandan kabupaten Karanganyar. Lokasi kebun terletak pada ketinggian 400 meter diatas permukaan laut dengan luas sekitar 8 hektar.
                        III.        Hasil Kerjasama dengan Petani atau Instansi Pemerintah yng terkait.

   1.8    Pusat Produksi PT. Air Mancur
1.     Penelitian Dan Pengembangan (R&D)
            Bagian-bagian: Minuman Kesehatan, Jamu, Ekstrak dan Kosmetik
Fungsi R&D: Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan, dan prosedur pembuatan (pengolahan dan pengemasan batch).
·       Tugas dan tanggung jawab utama :
a)     Ketersediaan metode riset
b)     Penelitian dan pengembangan produk baru
c)     Meluluskan, menolak, atau proses ulang pelaksanaan percobaan produk baru pada    skala pilot plan.
d)     Mengawasi riset apakah sudah sesuai dengan metode risetnya
e)     Menganalisa kegagalan pengembangan produk baru, mendiskusikannya dengan bagian terkait.
f)      Evaluasi dan penetapan standarisasi proses pegolahan dan pengemasan

·       Laboratorium R&D, terdiri dari:
a)     Lab Kosmetik: tempat research dan pengembangan produk-produk kosmetik skala Lab dan formulasi sedian-sediaan kosmetik baik produk baru atau pengembangan produk existing.
b)     Lab Obat Luar: tempat research dan pengembangan produk-produk Obat Luar skala Lab dan formulasi sedian Obat Luar baik produk baru atau pengembangan produk existing.
c)     Lab Jamu: tempat research dan pengembangan produk-produk Jamu skala Lab dan formulasi sedian-sediaan Jamu baik produk baru atau pengembangan produk existing.
Lab Ekstraksi: tempat research dan pengembangan produk-produk ekstrak baru atau ekstrak existing Skala Lab.
d)     Lab Minkes: tempat research dan pengembangan produk-produk Minuman Kesehatan skala Lab dan formulasi sedian-sediaan Minuman Kesehatan baik produk baru atau pengembangan produk existing.
e)     Lab Central Instrumen: Lab tempat pemeriksaan analisis sample bahan atau produk (kualitatif atau kuantitatif), stabilitas produk baru dan pengembangan.
f)      Lab Farmakologi: Lab pemeriksaan efektivitas produk baru atau produk pengembangan dengan menggunakan sample hewan uji.
  1. Pabrik Jamu
  2. Pabrik Kosmetika
  3. Pabrik Ekstraksi
  4. Pabrik Minuman Dan Kesehatan
  5. Kontrol Kualitas melakukan pemeriksaan dan pengawasan mutu agar tercapai standar mutu yang sudah ditentukan dan ditetapkan oleh PT. Air Mancur.
·       Laboratorium Quality Control terdiri dari:
    1. Laboratorium Farmakognosi                                                                         Pengawasan yang dilakukan meliputi pemeriksaan mutu bahan baku contohnya penawaran dari suplier bahan baku. Sampel yang akan dibeli diuji keaslian dan kadar kandungan zat berkhasiatnya sesuai dengan yang ditawarkan dan kadar zat berkhasiat yang terkandung memenuhi Standar Air Mancur (SAM). Pemeriksaan menyangkut makroskopis bahan dari bentuk, warna, bau dan rasa dan pemeriksaan makroskopis dengan mikroskop untuk lebih menguatkan dan dapat melihat konsentrasi dalam bahan. Pengawasan lain yang dilakukan pada saat jamu setengah jadi yang telah distandarisasi, bahan diperiksa secara mikroskopis dengan melihat menggunakan mikroskop bentuk fisik dan konsentrasi dalam bahan campuran. Laboratorium Farmakognosi menentukan bahan baku dan bahan setengah jadi secara fisik apakah sesuai SAM untuk selanjutnya ditandai kelolosan uji farmakognosi untuk dilakukan proses produksi jamu.                                                          Tugas lainnya adalah membuat herbarium basah dan kering dari simplisia yang masih utuh sebagai contoh standar baku PT. Air Mancur. Mengumpulkan data untuk syarat pendaftaran produk jamu baru dan mendokumentasikan tentang tanaman obat dari segi botani baru dan tanaman dari segi botani kultur teknis. Fungsi Laboratorium Farmakognosi menyangkut determinasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan melakukan pengembangan pemeriksaan ke arah sintesa dari zat berkhasiat yang telah diisolasi laboratorium Fitokimia.
2.      Labortorium  Fitokimia        
            Pengawasan bahan baku oleh laboratorium ini yaitu memeriksa kadar zat yang terkandung dalam simplisia secara destruksi, destilasi dan ekstraksi atau sesuai dengan prosedur penetapan sesuai spesifikasi dari masing-masing bahan. Kadar zat yang diperiksa diantaranya adalah kadar tanin, minyak atsiri, minyak lemak, alkaloid, kumarin, kurkumin, dsb. Pemeriksaan kuantitatif untuk bahan baku di laboratorium fitokimia yaitu memastikan kandungan kadar dari simplisia yang sudah distandarisasi sesuai dengan SAM, pemeriksaan di laboratorium ini dilakukan secara reaksi kimia. Pemeriksaan untuk bahan setengan jadi termasuk kontaminasi oleh logam berat, kadar air dan kadar abu. Tugas lain meliputi penentuan berat jenis, rotasi optik, indeks bias, pH zat berkhasiat dari bahan baku serta menetapkan kadar bahan pembantu.
    1. Laboratorium Mikrobiologi
           Pemeriksaan meliputi : Khasiat bahan baku obat tradisional dan produk (uji sensitivitas), Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, Mikroba patogen negatif, Stabilitas produk, Pemeriksaan produk baru untuk pendaftaran ke POM; Penelitian R&D.
4.      Laboratorium Fabrikasi
            Laboratorium sebagai pusat keluar masuk bahan yang akan diperiksa. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian nomor batch, kode produksi setelah bahan diperiksa sesuai spesifikasi masing-masing di laboratorium pengawasa mutu dan telah ditandai kelolosan uji. Pemeriksaan untuk produk bentuk serbuk yaitu memeriksa derajat kehalusan memakai cara pengayakan mess 120 atau sesuai spesifikasi serbuk yang dianalisa. Memeriksa derajat kehalusan serbuk, sifat serbuk dalam penyeduhan dan serbuk yang berlendir dalam jangka waktu tertentu. Untuk produk dalam bentuk kapsul, tablet, pil, obat luar dalam bentuk padat dilakukan uji waktu hancur, uji kekerasan dan keseragaman bobot. Tugas lainnya antara lain memeriksa dan ikuti mengawasi kandungan zat aktif berkhasiat dalam produk dan menentukan tanggal kadaluarsa untuk uji stabilitas. Yang dilakukan lainnya yaitu stabilitas kemasan, pemeriksaan stabilitas fisik dari produk baru yang akan diproduksi. Laboratorium fabrikasi berfungsi sebagai tempat menyimpan arsip, mencocokkan tiket atau kemasan sesuai SAM (Standar Air Mancur), membuat proses verbal dari arsip laboratorium produk jamu yang akan dimusnahkan.
    1. Laboratoium IPC (In Process Control)
           Pemeriksaan meliputi: Kebersihan mesin dan peralatan produksi; Menyiapkan bahan anti bakteri untuk pencucian bahan baku, Kontrol temperatur oven dan waktunya. Kebenaran penyimpanan dan penandaan bahan baku yang bersih,  Kebenaran penimbangan bahan, Kebenaran alur proses produksi, Kebenaran proses giling, mixing, dan ayak (jamu serbuk), Kontrol kadar air, Kebenaran granulasi dan ayak, Kebenaran temperatur oven dan waktu, Kebenaran nomor batch, Kebenaran pemasangan nomer batch, Kebenaran filling, Kebenaran sealing kemasan, Keseragaman bobot, Tes kebocoran kemasan, Kebenaran jumlah pengepakan di inner dos, renteng, dan master box.
















BAB II
TINJAUAN PROSES

    2.1   Peralatan PT. Air Mancur
            Peralatan yang terdapat di Pabrik Jamu PT. Air Mancur:
1.     Alat atau mesin yang memadai yang diperlukan untuk pencucian dan penyortiran
2.     Alat atau mesin penyaring simplisia.
3.     Alat atau penyaring pembuat serbuk
4.     Peralatan bentuk sediaan serbuk, seperti alat/ mesin penakar serbuk.

   2.2    Proses Produksi Jamu PT. Air Mancur
            Pembuatan jamu di Pabrik Jamu PT. Air Mancur, terdiri dari :
  1. Penyiapan bahan baku
           Penyiapan dari pemasok antara lain pedagang, khususnya petani yang merupakaan binaan perusahaan dengan membawa sampel simplisia dengan ketentuan kadar air sekitar 10% selanjutnya diperiksa yaitu Pemeriksaan oganoleptik dan laboratorium. Pemberian label, Pencatatan, Pengeluaran FIFO (First In First Out).
Pemeriksaan kadar air simplisia dilakukan pada saat pemasok menawarkan sampel bersamaan dengan pemeriksaan mutu di laboratorium fitokimia dan fitoterapi.

  1. Pengolahan bahan bakal jamu
a)     Sortasi
                   Sortasi (dilakukan secara manual) adalah suatu kegiatan untuk menghilangkan suatu kotoran atau benda-benda lain yang ada pada bahan. Sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan bahan baku dan kotoran yang terbawa pada saat penerimaan awal, misalnya kotoran tersebut berupa tanah, kerikil, debu atau benda asing lainnya dan bahan baku yang tidak sesuai SAM juga dipisahkan dan begitu juga dengan bahan yang cacat, bahan yang berjamur.

b)    Pencucian
      Bahan yang digunakan kira-kira 65 % mengalami proses pencucian ulang guna menhilangkan pencemar fisik dan khemik serta menurunkan angka mikrobiologinya. Air yang dipergunakan untuk pencucian diberi desinfektan berupa kaporit sebanyak 0.05-0.09 % yang diperhitungkan air pencucian tersebut mengandung sisa khlorin bebas kira-kira 10 ppm. Dengan demikian, pencucian yang dilakukan di PT. Air Mancur terdiri dari 2 tahap. Pencucian pertama dengan air bersih dilakukan sebanyak tiga sampai berulang kali mengunakan bak bertingkat. Sedangkan untuk  pencucian kedua mengunakan cairan disenfektan. Pencucian dilakukan guna menghilangkan sisa-sisa pestisida.
c)     Pengeringan
          Pengeringan yang dilakukan di PT. Air Mancur digunakan  pada bahan yang mengalami proses pencucian. Bahan-bahan tersebut  adalah umbi-umbian, akar-akaran dan jenis rimpang. Tujuan dari proses pengeringan adalah untuk menghasilkan keseragaman kadar air dari bahan-bahan tersebut yaitu kurang dari 10%. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin oven yang berbentuk gerbong kereta api pada suhu 70C dengan waktu 4-5 jam.
d)       Penggorengan.
         Penggorengan yang dilakukan pada bahan baku adalah jenis  goreng sangrai yaitu penggorengan tanpa memakai minyak. Contoh  bahan yang disangrai antara lain botor dan kedawung. Proses  penggorengan kedawung bertujuan untuk mengelupas kulit. Penyimpanan bahan dilakukan didalam gudang yang bersih (steril) denagn kondisi yang kering,tidak terlalu panas dan bebas dari hama gudang yang kemudian diracik sesuai dengan komposisi.
e)       Pengecilan Ukuran (Crusher)    
         Pengecilan ukuran dalam mesin crusher bertujuan untuk memenuhi standar keseragaman  bahan dan untuk memudahkan proses selanjutnya. Pengecilan ukuran  dilakukan agar bahan mempunyai ukuran yang sama.
  1. Pengolahan
                Pengolahan terdiri dari penggilingan; pengayakan; pengadukan (homogenitas) dalam mesin mixing menjadi produk setengah jadi.
  2. Pembentukan Produk bentuk pil/tablet/kapsul
            Proses pembentukan produk berupa pil/tablet/kapsul dilakukan dalam mesin ekstraktor antara lain bahan dimasukan dalam kantong transparan dengan berat 15 kg,pada mesin ekstraktor,sari diambil dari bahan yang berbentuk kental selanjtnya diletakkan dalam loyang yang berbentuk segi empat. Dikeringkan memakai oven dengan suhu 70C dalam waktu 4-6 jam hingga membentuk lempengan tipis. Digiling dalam mesin giling ekstrak kemudian dilakukan proses pencampuran. Produk dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Kapasitas produk dalam sehari dengan menggunakan mesin ekstraktor menghasilkan 1,5 ton ekstrak atau sekitar 3.000 liter ekstrak per jam. Melakukan penyortiran untuk produk yang tidak sempurna.Kemudian dibungkus didalam mesing filling.Selanjutnya pemeriksaan qualitiy control. Pemeriksaan dimaksud mencakup pengujian farmakologi dan toksikologi dengan menggunakan hewan uji seperti tikus putih.
  1. Standarisasi Bahan
Mutu bahan yang diperoleh perusahaan sangat bervariasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan bahan siap racik yang memenuhi kadar standar (Standar Air Mancur) dilakukan standarisasi bahan yang pada prinsipnya mencampur secara homogen bahan dengan kadar yang berbeda hingga diperoleh kadar akhir yang memenuhi Standar Air Mancur. Bahan hasil standarisasi ini dimantapkan dengan pemeriksaan ulang kadar bahan hasil pencampuran yang secara teoritis kadar akhirnya telah memenuhi standar, maka perlu dilakukan pencampuran ulang dengan bahan yang berkadar tinggi.
  1. Pengemasan
Pengemasan primer, Pengemasan sekunder, Pemberian label, dan pengemasan kebenaran produk, Pendistribusian ke gudang Finish Goods.
Proses Pengolahan simplisia menjadi produk jamu mutlak dilakukan untuk mendapatkan bahan siap racik yang memenuhi Standar Air Mancur dan merupakan syarat utama untuk menghasilkan fitoterapi. Untuk semua jenis simplisia perusahaan menetapkan standar yang berbeda-beda satu dengan lain, tergantung khasiat masing-masing.


   2.3    Pengendalian Mutu Bahan Baku PT. Air Mancur
1.     Pemeriksaan Mutu
             Bahan baku yang berupa Simplisia yang ditawarkan oleh levensiar  kepada perusahaan akan dilakukan pemeriksaan keaslian atau kemurnian bahan, kandungan berkhasiat dalam bahan, kadar air, kandungan minyak atsiri, kadar tanin, kandungan abu tak larut dalam air dan sari dalam etanol. Jika memenuhi syarat maka bahan baku akan diterima oleh perusahaan dalam jumlah yang besar. Kemudiaan dilakukan pemeriksaan yang kedua bahan yang lolos pada pemeriksaan ini akan masuk ke gudang kantor. Sebelum masuk proses produksi bahan yang disortasi, untuk bahan yang lolos akan digunakan untuk proses selanjutnya. Sedang yang tidak lolos dibuang.
2.     Sortasi dan pencucian.
                 Sortasi bertujuan untuk memisahkan bahan baku yang cacat untuk  diperoleh bahan yang baik. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang terbawa oleh bahan baku pada saat pengangkatan dan penyimpanan. Pencucian dilakukan 2-3 kali tergantung dari tingkat kekotoran bahan tersebut. Pencucian di PT. Air Mancur melakukan pencucian bahan baku yang digunakan untuk bahan jamu dengan dua tahap pencucian dengan air bersih dan pencucian dengan desinfektan.
3.     Formalinisasi
              Formalinisasi dilakukan digudang kantor tempat penyimpanan bahan baku yang baru diterima dari pemasok. Biasanya dilakukan setiap  2 minggu sekali dengan cara memanaskan kristal formalin diatas kompor  listrik dalam ruang tertup selama 10 jam. Tujuan formalinisasi adalah membunuh mikroorganisme, serangga, dan mengusir hewan pengganggu. Setelah dilakukan formalinisasi akan dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium mikrobiologi. Jika formalin tidak kontak langsung dengan bahan baku maka dianggap tidak bahaya.
4.     Fumigasi.
              Fumigasi akan dilakukan sesekali ketika ada permintaan. Tujuan  fumigasi adalah untuk membunuh serangga dan tikus. Fumigasi yang  dilakukan di PT. Air Mancur menggunakan fastototiksin dalam bentuk tablet.
5.     Penggudangan.
              Bahan yang telah dibeli disimpan dalam gudang untuk menunggu proses selanjutnya. Pengendalian mutu yang dilakukan dengan cara pengaturan keluar masuk bahan baku. Di PT. Air Mancur menggunakan metode FIFO. Penggunaan bahan baku juga tidak langsung bersentuhan dengan lantai tetapi ditaruh diatas kayu. Selain pengendalian mutu diatas masih banyak pengendalian- pengendalian mutu yang lain yaitu Pengendalian mutu proses yang mencakup proses penggilingan, proses pengayakan, proses pencampuran, proses pemeriksaan laboratorium, pembuatan adonan, dan pengemasan dan proses pengendalian mutu produk dan keamanan.
                 Untuk hasil produk jamu PT. Air Mancur terdiri dari beberapa jenis berupa cair,serbuk, pil,tablet dan serbuk. Untuk produk jamu yang diinginkan dibedakan pada proses pembentukan produk sesuai dengan bentuk yang diinginkan setelah melewati tahap pencampuran (mixing).
   2.4   Limbah PT. Air Mancur                                                   
            Proses pengolahan jamu dalam bentuk serbuk menghasilkan limbah berupa limbah padat dan gas.
a)     Limbah padat adalah ampas jamu yang dihasilkan dari proses penggilingan simplisia maupun penyaringan serbuk jamu.
b)     Limbah berupa gas adalah asap yang dikeluarkan dari mesin penggerak pada saat proses penggilingan dilakukan. Dari proses pengolahan jamu ini tidak dihasilkan limbah cair karena bahan baku simplisia sudah diterima dalam bentuk kering sehingga tidak perlu dicuci lagi.
c)     Untuk limbah cairnya sendiri diolah dalam unit instalasi pengolahan limbah cair secara aerob maupun an-aerob.
            Dampak lingkungan lain yang terjadi adalah suara bising (polusi suara) yang diakibatkan oleh mesin penggerak yang sedang dijalankan. Ampas jamu yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan sekitar karena dimasukkan ke dalam karung. Ampas ini dapat dijual kembali (untuk pakan ternak atau pemanfaatan lain). Limbah asap dan suara bising yang dihasilkan oleh mesin penggerak dapat dikurangi dengan membuat pipa cerobong yang tinggi sekitar 5 meter sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar. Kenyataannya asap yang dihasilkan tidak pekat dan suara yang ditimbulkan pun tidak terlalu bising. Pada lokasi usaha tercium aroma jamu dari proses penggilingan dan ceceran serbuk jamu yang senantiasa dibersihkan secara berkala. Secara umum, industri ini tidak memberikan dampak lingkungan yang mengganggu ataupun berbahaya bagi masyarakat sekitar lokasi usaha.

































BAB III
PEMBAHASAN

Pada proses pembuatan jamu bahan baku atau simplisia yang digunakan harus memiliki kandungan air kurang dari 10%, karena bila melebihi batas ketentuan akan  mudah tumbuh jamur. Pengecilan ukuran  dilakukan agar bahan mempunyai ukuran yang sama dengan menggunakan mesin crusher. Mesin crusher yang digunakan adalah mesin crusher Pulfurizer  tipe mangkok karena dapat menghaluskan bahan sampai 200 mesh.
Proses pengolahan terdiri dari penggilingan, pengayakan, pengadukan (homogenitas) dalam mesin mixing menjadi produk setengah jadi untuk dibuat produk sesuai bentuk yang diininkan (pil/tablet/kapsul). Proses pembentukan produk berupa pil/tablet/kapsul dilakukan pengujian farmakologi dan toksikologi dengan menggunakan hewan uji seperti tikus putih terhadap bahan baku. Hal ini bertujuan untuk menguji stabilitas untuk melihat berapa lama tahannya produk. Sebelum dilakukan pengujian farmakologi dan toksikologi, bahan baku terlebih dahulu disortir di gudang untuk dilakukan pemeriksaan bakteri pathogen di Laboratorium Mikro agar memenuhi standar.
Sebelum dilakukan proses produksi bahan baku terlebih dahulu dilakukan pengendalian mutu bahan baku yang meliputi pemeriksaan mutu,sortasi dan pencucian, formalinisasi, fumigasi, serta penggudangan. Untuk hasil produk jamu PT. Air Mancur terdiri dari beberapa jenis berupa cair,serbuk, pil,tablet dan serbuk. Untuk produk jamu yang diinginkan dibedakan pada proses pembentukan produk sesuai dengan bentuk yang diinginkan setelah melewati tahap pencampuran (mixing).












BAB IV
PENUTUP

           Di Pabrik Jamu yang berdiri sejak tahun 1963 tersebut, para mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang skema produksi, sejak pengambilan bahan baku hingga proses distribusi yang mengedepankan ketelitian, higienitas dan quality control sesuai dengan standar CPOTB. Adapun tujuan pemrosesan bahan jamu hingga menjadi bahan siap racik adalah:
a.      Menjaga keaslian, kemurnian, dan kualitas bahan jamu.
b.     Menjaga kebersihan dari pencemar fisik (tanah, pasir, dan benda asing lainnya), pencemar kimiawi (residu pestisida, herbisida dan lain-lain) dan pencemar biologi (serangga hama bahan, dan bakteri).
c.      Menjaga kualitas bahan jamu sesuai dengan standard tertentu.
d.     Menjaga supaya pada proses selanjutnya tetap terjaga homogenitas dan komposisi formulanya yang tidak berbeda dengan formulasi yang diinginkan.

           Produk yang dihasilkan berupa jamu, kosmetik, jamu untuk hewan, dan minuman kesehatan. Sebelum didistribusi ke masyarakat, dilakukan uji coba terhadap hewan seperti tikus putih dan terlebih dahulu dilakukan premarketing dan post-marketing. Sedangkan untuk penanganan limbah di PT.  Jamu Air Mancur telah disediakan instalasi pengolahan limbah baik cair secara aerob maupun anaerob maupun padat di karaganyar. Dengan demikian, tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Kontrol Kualitas. Diakses dari http://www.airmancur.co.id/perusahaan/pusat-produksi/kontrol-kwalitas pada tanggal 31 Januari 2013
Anonim.Sejarah PT.Jamu Air Mancur.Diakses dari www.airmancur.co.id pada tanggal 31 Januari 2013
Astuti,Puji.2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Diakses dari http://dc337.4shared.com/doc/RJO0QWSj/preview.html pada tanggal 1 Februari 2013
Momokawai.2009. Sejarah Dan Perkembangaan Perusahaan Air Mancur. Diakses dari http://princessmomokawaii.blogspot.com/2009/10/j-rocks-topeng-sahabat-topeng-sahabat-j.html pada tanggal 2 Februari 2013.
Mulyanto, Prihatmo Hari.1991. Pengadaan Simplisia Pada Industri Jamu Tradisional(Kasus Pengadaan Jahe Kering Pada PT. Air Mancur). Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertania Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Setiyawan, Dani. 2011. Membangun Citra Jamu. Diakses dari http://ukmwonogiri.blogspot.com/2011/08/air-mancur-membangun-citra-jamu.html pada tanggal 2 Februari 2013.


















                                                                                         







LAMPIRAN

Daftar pertanyaan :
1.     Mengapa suhu yang digunakan untuk pengeringan bahan C?
Jawab :
Karena pada suhu C bahan yang dikeringkan tidak akan rusak kandungannya, tujuan dari pengeringan ini hanya untuk mengurangi kandungan air yang ada di dalam bahan agar tidak lebih dari 10%.
2.     Berapa lama waktu yang digunakan pada saat pengeringan?
Jawab :
Waktu yang digunakan pada saat pengeringan berkisar antara (4 – 5) jam, tergantung pada bahan yang digunakan untuk pengeringan, karena setiap bahan memiliki kadar air yang berbeda – beda.
3.     Apa akibatnya apabila suhu pada saat pengeringan berkurang atau berlebih?
Jawab :
Apabila suhu yang digunakan kurang dari C maka didalam bahan masih mengandung cukup banyak kandungan airnya, yang dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur sehingga bahan menjadi rusak. Sedangkan, jika suhu yang digunakan berlebih maka dapat merusak komposisi yang terdapat didalam bahan.
4.     Bagaimana menentukan tanggal kadarluarsa dari bahan alami?
Jawab :
Tergantung dari jenis kandungan bahan baku yang digunakan atau bisa juga di uji dengan cara membandingkan produk yang terkena sinar matahari secara langsung dengan produk yang tidak terkena matahari, disitu dapat dibandingkan berapa lama produk tersebut dapat rusak.
Saran :
Presentasi lebih ke pemasarannya bukan ke prosesnya secara teknik kimia.
Sanggahan :
Karena kurang penjelasan dari pihak perusahaan.