BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kuliah
Lapangan
Kuliah lapangan merupakan mata
kuliah yang harus ditempuh mahasiswa Teknik Kimia UPN ” Veteran” Yogyakarta.
Kuliah Lapangan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
dalam bidang industri serta mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang
didapat di dalam kehidupan kampus dengan aplikasi yang sebenarnya pada
perusahaan.
1.2 Tujuan Kuliah Lapangan
Tujuan
dari kuliah lapangan ini dimaksudkan agar mahasiwa mampu mengenal
dunia kerja terutama dalam bidang industri serta dapat mengenal kegiatan proses
di industri.
1.3 Sejarah
Berdirinya Pabrik
Air
Mancur Sebagai
Perusahaan Jamu, yang sangat komit terhadap mutu, dan keamanan produk yang
dihasilkan, serta memberikan
pelayanan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan.
![]() |
Gambar 1 Aula PT. Air
Mancur
Didirikan
pada tanggal 23 Maret 1963 oleh 3 sekawan beranama Bp. Imun Ongko Sanjoyo
sebagai spesialis proses produksi, Bp. Rudi Hendro Tanodjo sebagai spesialis
meramu resep dan Bp. L Wono Santosa sebagai marketing atau bagian pemasaran.
Awalnya Pabrik jamu ini adalah sebuah Home
Indusry yang letaknya didepan UNS atau Kentingan
dengan karyawan berkisar 9 – 19 orang. Setelah 9 bulan tepatnya tanggal 23
Desember 1963 akhirnya Pabrik jamu yang awalnya adalah home industry itu
berubah menjadi PT (Perseroan
Terbatas), sebagai tempat usahanya mereka menyewa pabrik
di Wonongiri tepatnya di Jalan Seng.
Tahun 1971, membeli lahan untuk di bangun pabrik di desa Salak,
Wonogiri. Kemudian tahun 1974 mulai ada expansi pengembangan di Palur. Tahun
1996 membeli bekas pabrik di daerah Jetis, Jateng.
Berawal
sebagai bisnis obat herbal (Jamu), sejak tahun 1996 Perseroan telah melakukan
diversifikasi ke makanan kesehatan dan industri kosmetik dengan mempertahankan
bahan herbal dan alami sebagai kekuatan inti. Untuk mendukung kualitas tinggi
standar keselamatan yang Jamu, Makanan Kesehatan dan tanaman Kosmetika telah
dilengkapi dengan sejumlah laboratorium, yaitu Laboratorium Farmakologi,
pharmacognosy dan fitokimia, Mikrobiologi Analisis dan Fabrikasi.
Sejak
tahun 1970-an Perusahaan telah mengekspor produknya ke berbagai negara termasuk
Malaysia, Singapura, Brunei Darusallam dan Taiwan. Saat ini Perusahaan sedang
memperluas pasar ke Asia dan negara-negara Timur Tengah sejalan dengan tren
dunia, Perseroan telah aktif mengembangkan produk baru & inovatif dalam
suplemen herbal, kesehatan makanan & minuman, kosmetik & mandi sebuah
produk juga herbal kesehatan . Jumlah tenaga kerja terus mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu sehingga pada tahun 1973 telah mencapai sekitar 1000
karyawan. Pada tahun ini mulai dibangun pabrik lagi di Palur tepatnya di Dusun
Tegalharjo, kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar, karena keperluan
ruangan kerja yang mendesak maka pada tanggal 24 Februari 1974 L.W. Santoso
segera meresmikan pabrik di Karanganyar itu walaupun sebenarnya pembangunannya
belum selesai seluruhnya. Pada perkembangan selanjutnya dibangun lagi pabrik
baru pada tahun 1976 di Desa Jajar, Kleco dalam Kota Surakarta. Peresmian
pabrik baru di Kleco yang disediakan untuk kegiatan logistik dan laboratorium
penelitian dan pengembangan ini dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada
tanggal 10 Desember 1976. pada tahun 1978 di bangun lagi pabrik baru di Desa Giriwono,
kira-kira 4 km dari arah Wonogiri kota ke arah Solo.
Dari tahun ketahun PT. Air mancur terus
mengalami kemajuan yang cukup berarti, pada tahun 1995 dibangun lagi perusahaan
di Jetis khusus untuk memproduksi kosmetika. Namun PT. Air Mancur bukan berarti
tanpa masalah, karena pada tahun 1997 mendapat musibah dimana salah satu bagian
dari pabrik yang terletak di Palur yaitu bagian pengemasan mengalami kebakaran
sehingga untuk proses pengemasan di pindahkan ketempat terdekat dengan Unit
Palur yaitu Celep yang terletak ± 400m dari Unit Palur. Semua produk yang telah lulus standar kualitas tertentu dan
bersertifikat 'dijual bebas' di dalam wilayah Indonesia oleh Food Indonesia
Pengawasan Obat dan Otoritas (Badan POM). Sertifikasi untuk ekspor oleh otoritas
yang sama akan disusun berdasarkan kebutuhan negara. Sejak tahun 2001 Plant
Jamu telah disertifikasi ISO 2001 dan saat tanaman lainnya yang mengadopsi
standar kualitas yang sama. Untuk Memenuhi kebutuhan konsumen umat Islam,
Perusahaan juga memperoleh Sertifikat HALAL dari Indonesia.
1.4 Gambaran Umum PT. Air Mancur
Visi
“Untuk menjadi pemimpin pasar di Indonesia dalam
produk-produk kesehatan alami.”
Misi
1.
Untuk menghasilkan obat-obatan herbal, minuman kesehatan,
kosmetik dan suplemen makanan dengan inovasi dalam bahan-bahan alami, nilai
tambah tinggi dan manfaat kesehatan kepada masyarakat.
2.
Untuk mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi melalui nilai
dari produk-produk berkualitas.
3.
Untuk memenuhi Stakeholder melalui pertunjukan perdana di
atas rata-rata industri, selanjutnya meningkatkan pangsa pasar di kategori
produk masing-masing.Untuk mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan
di atas rata-rata
4.
Untuk membangun sumber daya manusia yang handal dan kompeten
dalam fungsi masing-masing.
Produk
yang dihasilkan
1. OHT ( Jamu, Ekstrak )
a.
Untuk wanita
b.
Untuk pria
c.
Untuk pria & wanita
d.
Untuk obat dalam
e.
Untuk obat luar
f.
Untuk anak
2. Kosmetika
Produk kosmedik ( bedak, lulur, mangir )
3. Makanan & Minuman
Minuman kesehatan ( madu, dll )
Perkembangan
Bisnis
1. Pengembangan Obat Tradisional (
Obat Herbal Terstandar & Fitofarmaka
)
2.
MemberikanSetiap Kantor Cabang masing-masing
Kepala Bagian memiliki perencanaan sendiri.
3. Pedoman dan standar jaminan mutu (penetapan
syarat keamanan, khasiat dan kualitas), serta jaminan halal.
4. Mengupayakan ketersediaan produk Obat
Herbal Terstandar dan keterjangkauan bagi masyarakat.
5. Memasyarakatkan manfaat terapiotik
Obat Tradisianal ( Obat Herbal Terstandar ) bagi konsumen / para pelanggan.
Kriteria dalam Pengembangan
Pengembangan Produk Air Mancur,
kearah yang dibutuhkan oleh konsumen / pasar potensialnya, Misalnya :
1. Produk berupa sediaan yang menarik (
Jamu , kapsul, tablet ,pil efervessen dll ), serta rasanya enak dan tidak
terkesan pait
2. Produk harus terstandard dan acceptable
3.
Develop Good and reliable product
especially “extraction base products”
4. Kecepatan menghasilkan produk baru
yang inovatif
1.5 Letak Perusahaan
Untuk letaknya pabrik
keseluruhan berdekatan dengan jalan raya sehingga merupakan tempat yang
strategis. Kecuali untuk pabrik yang memproduksi kosmetik. Pusat PT Air Mancur terletak dahulu ada di
Wonogiri. Tetapi sekitar tahun 1990-an pusatnya dipindah di Palur dikarenakan pertimbangan letak yang lebih
strategis dan daerah pemasaran yang lebih luas.
Di daerah Wonogiri
sendiri terdapat 3 tempat :
1.
Desa Salak sebagai gudang
2.
Klampisan sebagai tempat produksi
Minuman Kesehatan
3.
Pelem sebagai gudang
Di Palur
sendiri merupakan tempat produksi jamu serbuk dan ekstrak (Tablet Kapsul).
Untuk tempat bahan baku letaknya di Celep. Lokasi Unit yang ada di PT. Air
Mancur beserta proses yang dilakukan antara lain:
1.
Unit Produksi Palur, untuk proses
pengolahan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat.
2.
Unit Produksi Jetis, untuk
pengolahan produk kosmetik.
3.
Unit Produksi Pelem, untuk
pengolahan produk makanan dan minuman.
4.
Unit Produksi Klampisan, Wonogiri,
untuk pengolahan produk makanan dan minuman.
5.
Unit Produksi Celep, untuk proses
pengemasan jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat dengan menggunakan
mesin.
1.6 Lingkungan Fisik Perusahaan
Lingkungan
fisik perusahaan ramah lingkungan, dengan luas sekitar 5 hektar pembagiannya
meliputi :
-
60% bangunan
-
40% serapan (tanam-tanaman, koleksi tanaman obat)
Khusus
ruang produksi ruangannya tertutup untuk menjaga mutu produk agar tetap steril
sehingga penerangannya memakai lampu. Untuk di bagian gudang ruangannya terbuka
karena untuk keluar masuk barang.
1.7 Bahan Baku
Bahan
baku yang digunakan pada PT. Air Mancur adalah simplisia. Simplisia adalah
bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun, berupa bahan yang telah dikeringkan. Bahan alamiah yang digunakan di
PT. Air Mancur adalah simplisia nabati kering yang terdiri dari bagian-bagian
tanaman seperti akar, daun, batang, biji, buah dan sebagainya. Khasiat produk
jamu sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang dipergunakan. Oleh karena itu,
PT. Air Mancur menerapkan kebijaksanaan yang sangat selektif terhadap simplisia
yang dibeli. Standar mutu untuk masing-masing jenis simplisia telah ditetapkan
dengan criteria (fisik dan struktur kimiawi) yang dinyatakan dalam istilah
farmakologi. Misalnya untuk jenis empon-empon disamping khasiat, penampilan
fisik seperti warna, bau, kebersihan menjadi pertimbangan penting untuk
menetapkan standar mutu.
Secara garis besar,
atas dasar keberadaannya simplisia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar
yaitu simplisia yang bersifat musiman dan yang tidak musiman. Golongan pertama
terdiri atas jenis biji-bijian, bunga dan buah yang hanya terdapat pada
musim-musim tertentu sesuai dengan sifat musiman tersebut, perusahaan cenderung
menumpuk persediaan dalam jumlah besar untuk menghindari kemungkinan kehabisan
bahan. Gologan kedua adalah simplisia non-musiman yang terdapat sepanjang
tahun. Termasuk dalam golongan ini yaitu simplisia yang berupa daun-daunnan, kulit
batang dan akar.
Apabila dikelompokkan
atas dasar jumlah pemakaiannya terdiri dari golongan simplisia dominan dan
golongan kurang dominan. Simplisia dominan adalah beberapa jenis simplisia yang
diperlukan dalam racikan hamper semua jenis produk jamu. Termasuk dalam
golongan ini adalah lengkuas (Languas
galangal (L) Stuntz), Lempuyang (Zingiber
aromaticum Val), Kedawung (Parkia
Javanica Lanc), dan jahe ( Zingiber
oficinale). Yang termasuk golongan kedua adalah simplisia yang mempunyai
khasiat khas dan hanya diperlukan oleh produk-produk jamu tertentu.
Atas dasar sumber
perolehannya simplisia yang dipergunakan berasal dari beberapa sumber.
Sumber-sumber tersebut yaitu:
I.
Hasil
penanaman/pengumpulan tumbuhan liar yang kemudian dibeli lewat agen perantara
(pemasok).
Sampai saat ini hampir
seluruh kebutuhan simplisia perusahaan dipenuhi dari sumber pertama.
Konsekuensinya adalah mutu simplisia yang ada sangat beragam, tergantung pada
daerah asal maupun perlakuan pasca panen yang diberikan. Namun demikian secara
umum mutu simplisia tersebut masih cukup memenuhi syarat. Pemasok simplisia
pada PT. Air Mancur berasal dari seluruh Indonesia. Namun secara umum dapat
dikatakan bahwa pemasok-pemasok besarnya berasal dari daerah seputar Surakarta,
Yogyakarta dan semarang. Berdasarkan kontinuitas pembeliannya, pemasok
simplisia dibedakan atas pemasok tetap dan tidak tetap. Pemasok tetap adalah
pemasok yang telah dipercaya penuh oleh perusahaan dan mendapatkan order secara
berkala, pemasok tidak tetap mendapatkan order pada saat perusahaan berminat
membeli simplisia yang ditawarkannya. Syarat utama yang harus dipenuhi pemasok
adalah disiplin menjaga kualitas simplisia meaupun memenuhi permintaan tepat
pada waktu yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu 3 minggu setelah
disetujuinya surat pembelian.
II.
Untuk
jenis simplisia tertentu, diperoleh dari kebun yang dimiliki perusahaan.
Sumber pengadaan yang kedua,
diterapkan pada beberapa jenis simplisia langka yang tidak banyak terdapat
dialam. Termasuk pula beberapa jenis simplisia impor yang telah berhasil
dibudidayakan dikebun perusahaan diantaranya gadung tiongkok (Dioscorba hispida Dennst), Adas (Foeniculum vulgare Miller) dan Dubosia (Duboisia leichardtii F. Moeller). Adanya
kebun yang dimiliki perusahaan yang terdiri atas kebun koleksi dan
imventarisasi, kebun percobaan dan kebun pembibitan, adalah dalam rangka
memenuhi himbauan pemerintah. Kebun yang dimiliki perusahaan terletak
dikecamatan Karangpandan kabupaten Karanganyar. Lokasi kebun terletak pada
ketinggian 400 meter diatas permukaan laut dengan luas sekitar 8 hektar.
III.
Hasil
Kerjasama dengan Petani atau Instansi Pemerintah yng terkait.
1.8 Pusat Produksi PT. Air Mancur
1.
Penelitian Dan Pengembangan (R&D)
Bagian-bagian:
Minuman Kesehatan, Jamu, Ekstrak dan Kosmetik
Fungsi R&D: Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh
kegiatan penelitian dan pengembangan, dan prosedur pembuatan (pengolahan dan
pengemasan batch).
·
Tugas dan tanggung
jawab utama :
a)
Ketersediaan metode riset
b)
Penelitian dan
pengembangan produk baru
c)
Meluluskan, menolak,
atau proses ulang pelaksanaan percobaan produk baru pada skala pilot plan.
d)
Mengawasi riset
apakah sudah sesuai dengan metode risetnya
e)
Menganalisa kegagalan
pengembangan produk baru, mendiskusikannya dengan bagian terkait.
f)
Evaluasi dan
penetapan standarisasi proses pegolahan dan pengemasan
·
Laboratorium R&D,
terdiri dari:
a)
Lab Kosmetik: tempat research dan pengembangan produk-produk
kosmetik skala Lab dan formulasi sedian-sediaan kosmetik baik produk baru atau
pengembangan produk existing.
b)
Lab Obat Luar: tempat
research dan pengembangan
produk-produk Obat Luar skala Lab dan formulasi sedian Obat Luar baik produk
baru atau pengembangan produk existing.
c)
Lab Jamu: tempat research dan pengembangan produk-produk
Jamu skala Lab dan formulasi sedian-sediaan Jamu baik produk baru atau
pengembangan produk existing.
Lab Ekstraksi: tempat research dan pengembangan produk-produk ekstrak baru atau ekstrak existing Skala Lab.
Lab Ekstraksi: tempat research dan pengembangan produk-produk ekstrak baru atau ekstrak existing Skala Lab.
d)
Lab Minkes: tempat
research dan pengembangan produk-produk Minuman Kesehatan skala Lab dan
formulasi sedian-sediaan Minuman Kesehatan baik produk baru atau pengembangan
produk existing.
e)
Lab Central
Instrumen: Lab tempat pemeriksaan analisis sample bahan atau produk (kualitatif
atau kuantitatif), stabilitas produk baru dan pengembangan.
f)
Lab Farmakologi: Lab
pemeriksaan efektivitas produk baru atau produk pengembangan dengan menggunakan
sample hewan uji.
- Pabrik Jamu
- Pabrik Kosmetika
- Pabrik Ekstraksi
- Pabrik Minuman Dan Kesehatan
- Kontrol Kualitas melakukan pemeriksaan dan pengawasan mutu agar tercapai standar mutu yang sudah ditentukan dan ditetapkan oleh PT. Air Mancur.
·
Laboratorium Quality Control terdiri dari:
- Laboratorium Farmakognosi Pengawasan yang dilakukan meliputi pemeriksaan mutu bahan baku contohnya penawaran dari suplier bahan baku. Sampel yang akan dibeli diuji keaslian dan kadar kandungan zat berkhasiatnya sesuai dengan yang ditawarkan dan kadar zat berkhasiat yang terkandung memenuhi Standar Air Mancur (SAM). Pemeriksaan menyangkut makroskopis bahan dari bentuk, warna, bau dan rasa dan pemeriksaan makroskopis dengan mikroskop untuk lebih menguatkan dan dapat melihat konsentrasi dalam bahan. Pengawasan lain yang dilakukan pada saat jamu setengah jadi yang telah distandarisasi, bahan diperiksa secara mikroskopis dengan melihat menggunakan mikroskop bentuk fisik dan konsentrasi dalam bahan campuran. Laboratorium Farmakognosi menentukan bahan baku dan bahan setengah jadi secara fisik apakah sesuai SAM untuk selanjutnya ditandai kelolosan uji farmakognosi untuk dilakukan proses produksi jamu. Tugas lainnya adalah membuat herbarium basah dan kering dari simplisia yang masih utuh sebagai contoh standar baku PT. Air Mancur. Mengumpulkan data untuk syarat pendaftaran produk jamu baru dan mendokumentasikan tentang tanaman obat dari segi botani baru dan tanaman dari segi botani kultur teknis. Fungsi Laboratorium Farmakognosi menyangkut determinasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan melakukan pengembangan pemeriksaan ke arah sintesa dari zat berkhasiat yang telah diisolasi laboratorium Fitokimia.
2.
Labortorium Fitokimia
Pengawasan bahan baku oleh laboratorium ini yaitu memeriksa kadar zat yang terkandung dalam simplisia secara destruksi, destilasi dan ekstraksi atau sesuai dengan prosedur penetapan sesuai spesifikasi dari masing-masing bahan. Kadar zat yang diperiksa diantaranya adalah kadar tanin, minyak atsiri, minyak lemak, alkaloid, kumarin, kurkumin, dsb. Pemeriksaan kuantitatif untuk bahan baku di laboratorium fitokimia yaitu memastikan kandungan kadar dari simplisia yang sudah distandarisasi sesuai dengan SAM, pemeriksaan di laboratorium ini dilakukan secara reaksi kimia. Pemeriksaan untuk bahan setengan jadi termasuk kontaminasi oleh logam berat, kadar air dan kadar abu. Tugas lain meliputi penentuan berat jenis, rotasi optik, indeks bias, pH zat berkhasiat dari bahan baku serta menetapkan kadar bahan pembantu.
Pengawasan bahan baku oleh laboratorium ini yaitu memeriksa kadar zat yang terkandung dalam simplisia secara destruksi, destilasi dan ekstraksi atau sesuai dengan prosedur penetapan sesuai spesifikasi dari masing-masing bahan. Kadar zat yang diperiksa diantaranya adalah kadar tanin, minyak atsiri, minyak lemak, alkaloid, kumarin, kurkumin, dsb. Pemeriksaan kuantitatif untuk bahan baku di laboratorium fitokimia yaitu memastikan kandungan kadar dari simplisia yang sudah distandarisasi sesuai dengan SAM, pemeriksaan di laboratorium ini dilakukan secara reaksi kimia. Pemeriksaan untuk bahan setengan jadi termasuk kontaminasi oleh logam berat, kadar air dan kadar abu. Tugas lain meliputi penentuan berat jenis, rotasi optik, indeks bias, pH zat berkhasiat dari bahan baku serta menetapkan kadar bahan pembantu.
- Laboratorium Mikrobiologi
Pemeriksaan
meliputi : Khasiat bahan baku obat tradisional dan produk (uji
sensitivitas), Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, Mikroba patogen
negatif, Stabilitas produk, Pemeriksaan produk baru untuk
pendaftaran ke POM; Penelitian R&D.
4. Laboratorium Fabrikasi
Laboratorium sebagai pusat keluar masuk
bahan yang akan diperiksa. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian nomor
batch, kode produksi setelah bahan diperiksa sesuai spesifikasi masing-masing
di laboratorium pengawasa mutu dan telah ditandai kelolosan uji. Pemeriksaan
untuk produk bentuk serbuk yaitu memeriksa derajat kehalusan memakai cara
pengayakan mess 120 atau sesuai spesifikasi serbuk yang dianalisa. Memeriksa
derajat kehalusan serbuk, sifat serbuk dalam penyeduhan dan serbuk yang
berlendir dalam jangka waktu tertentu. Untuk produk dalam bentuk kapsul,
tablet, pil, obat luar dalam bentuk padat dilakukan uji waktu hancur, uji
kekerasan dan keseragaman bobot. Tugas lainnya antara lain memeriksa dan ikuti
mengawasi kandungan zat aktif berkhasiat dalam produk dan menentukan tanggal
kadaluarsa untuk uji stabilitas. Yang dilakukan lainnya yaitu stabilitas
kemasan, pemeriksaan stabilitas fisik dari produk baru yang akan diproduksi.
Laboratorium fabrikasi berfungsi sebagai tempat menyimpan arsip, mencocokkan
tiket atau kemasan sesuai SAM (Standar Air Mancur), membuat proses verbal dari
arsip laboratorium produk jamu yang akan dimusnahkan.
- Laboratoium IPC (In Process Control)
Pemeriksaan
meliputi: Kebersihan mesin dan peralatan produksi; Menyiapkan bahan anti
bakteri untuk pencucian bahan baku, Kontrol temperatur oven dan waktunya. Kebenaran
penyimpanan dan penandaan bahan baku yang bersih, Kebenaran penimbangan bahan, Kebenaran alur proses
produksi, Kebenaran proses giling, mixing, dan ayak (jamu serbuk), Kontrol kadar air, Kebenaran granulasi
dan ayak, Kebenaran temperatur oven dan waktu, Kebenaran nomor
batch,
Kebenaran pemasangan nomer batch, Kebenaran filling, Kebenaran sealing
kemasan, Keseragaman bobot, Tes kebocoran kemasan, Kebenaran jumlah
pengepakan di inner dos, renteng, dan master box.
BAB II
TINJAUAN
PROSES
2.1
Peralatan PT. Air Mancur
Peralatan yang terdapat di Pabrik
Jamu PT. Air Mancur:
1.
Alat atau mesin yang memadai yang
diperlukan untuk pencucian dan penyortiran
2.
Alat atau mesin penyaring
simplisia.
3.
Alat atau penyaring pembuat serbuk
4.
Peralatan bentuk sediaan serbuk,
seperti alat/ mesin penakar serbuk.
2.2
Proses Produksi Jamu PT. Air Mancur
Pembuatan jamu di
Pabrik Jamu PT. Air Mancur, terdiri dari :
- Penyiapan bahan baku
Penyiapan
dari pemasok antara lain pedagang, khususnya petani yang merupakaan binaan
perusahaan dengan membawa sampel simplisia
dengan ketentuan kadar air sekitar 10% selanjutnya diperiksa
yaitu Pemeriksaan oganoleptik dan laboratorium. Pemberian label, Pencatatan, Pengeluaran FIFO (First In First Out).
Pemeriksaan
kadar air simplisia dilakukan pada saat pemasok menawarkan sampel bersamaan
dengan pemeriksaan mutu di laboratorium fitokimia dan fitoterapi.
- Pengolahan bahan bakal jamu
a)
Sortasi
Sortasi
(dilakukan secara manual) adalah suatu kegiatan untuk menghilangkan suatu
kotoran atau benda-benda lain yang ada pada bahan. Sortasi dilakukan dengan
tujuan untuk memisahkan bahan baku dan kotoran yang terbawa pada saat
penerimaan awal, misalnya kotoran tersebut berupa tanah, kerikil, debu atau
benda asing lainnya dan bahan baku yang tidak sesuai SAM juga dipisahkan dan
begitu juga dengan bahan yang cacat, bahan yang berjamur.
b)
Pencucian
Bahan yang digunakan kira-kira 65 %
mengalami proses pencucian ulang guna menhilangkan pencemar fisik dan khemik
serta menurunkan angka mikrobiologinya. Air yang dipergunakan untuk pencucian
diberi desinfektan berupa kaporit sebanyak 0.05-0.09 % yang diperhitungkan air
pencucian tersebut mengandung sisa khlorin bebas kira-kira 10 ppm. Dengan
demikian, pencucian yang dilakukan di PT. Air Mancur
terdiri dari 2 tahap. Pencucian pertama dengan air bersih dilakukan sebanyak
tiga sampai berulang kali mengunakan bak bertingkat. Sedangkan untuk pencucian kedua mengunakan cairan
disenfektan. Pencucian dilakukan guna menghilangkan sisa-sisa pestisida.
c)
Pengeringan
Pengeringan
yang dilakukan di PT. Air Mancur digunakan
pada bahan yang mengalami proses pencucian. Bahan-bahan tersebut adalah umbi-umbian, akar-akaran dan jenis
rimpang. Tujuan dari proses pengeringan adalah untuk menghasilkan keseragaman
kadar air dari bahan-bahan tersebut yaitu kurang dari 10%. Pengeringan
dilakukan dengan menggunakan mesin oven yang berbentuk gerbong kereta api pada
suhu 70⁰C dengan waktu 4-5 jam.
d)
Penggorengan.
Penggorengan
yang dilakukan pada bahan baku adalah jenis
goreng sangrai yaitu penggorengan tanpa memakai minyak. Contoh bahan yang disangrai antara lain botor dan
kedawung. Proses penggorengan kedawung
bertujuan untuk mengelupas kulit. Penyimpanan bahan dilakukan didalam gudang yang bersih
(steril) denagn kondisi yang
kering,tidak terlalu panas dan bebas dari hama gudang yang kemudian diracik sesuai dengan komposisi.
e)
Pengecilan Ukuran (Crusher)
Pengecilan
ukuran dalam mesin crusher bertujuan untuk memenuhi standar keseragaman bahan dan untuk memudahkan proses
selanjutnya. Pengecilan ukuran dilakukan
agar bahan mempunyai ukuran yang sama.
- Pengolahan
Pengolahan terdiri dari penggilingan; pengayakan; pengadukan (homogenitas) dalam mesin mixing menjadi produk setengah jadi. - Pembentukan Produk bentuk pil/tablet/kapsul
Proses
pembentukan produk berupa pil/tablet/kapsul dilakukan dalam mesin ekstraktor
antara lain bahan dimasukan dalam kantong transparan dengan berat 15 kg,pada
mesin ekstraktor,sari diambil dari bahan yang berbentuk kental selanjtnya
diletakkan dalam loyang yang berbentuk segi empat. Dikeringkan memakai oven
dengan suhu 70⁰C dalam waktu 4-6 jam hingga membentuk lempengan tipis. Digiling dalam
mesin giling ekstrak kemudian dilakukan proses pencampuran. Produk dibentuk
sesuai dengan kebutuhan. Kapasitas produk dalam sehari dengan menggunakan mesin
ekstraktor menghasilkan 1,5 ton ekstrak atau sekitar 3.000 liter ekstrak per
jam. Melakukan penyortiran untuk produk yang tidak sempurna.Kemudian dibungkus
didalam mesing filling.Selanjutnya pemeriksaan qualitiy control. Pemeriksaan dimaksud
mencakup pengujian farmakologi dan toksikologi dengan menggunakan hewan uji
seperti tikus putih.
- Standarisasi Bahan
Mutu bahan yang
diperoleh perusahaan sangat bervariasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan bahan
siap racik yang memenuhi kadar standar (Standar Air Mancur) dilakukan
standarisasi bahan yang pada prinsipnya mencampur secara homogen bahan dengan
kadar yang berbeda hingga diperoleh kadar akhir yang memenuhi Standar Air
Mancur. Bahan hasil standarisasi ini dimantapkan dengan pemeriksaan ulang kadar
bahan hasil pencampuran yang secara teoritis kadar akhirnya telah memenuhi
standar, maka perlu dilakukan pencampuran ulang dengan bahan yang berkadar
tinggi.
- Pengemasan
Pengemasan primer, Pengemasan sekunder, Pemberian label, dan pengemasan kebenaran produk, Pendistribusian ke
gudang Finish Goods.
Proses
Pengolahan simplisia menjadi produk jamu mutlak dilakukan untuk mendapatkan
bahan siap racik yang memenuhi Standar Air Mancur dan merupakan syarat utama
untuk menghasilkan fitoterapi. Untuk semua jenis simplisia perusahaan
menetapkan standar yang berbeda-beda satu dengan lain, tergantung khasiat
masing-masing.
2.3
Pengendalian Mutu Bahan Baku PT. Air Mancur
1.
Pemeriksaan Mutu
Bahan baku yang
berupa Simplisia yang ditawarkan oleh levensiar
kepada perusahaan akan dilakukan pemeriksaan keaslian atau kemurnian
bahan, kandungan berkhasiat dalam bahan, kadar air, kandungan minyak atsiri,
kadar tanin, kandungan abu tak larut dalam air dan sari dalam etanol. Jika
memenuhi syarat maka bahan baku akan diterima oleh perusahaan dalam jumlah yang
besar. Kemudiaan dilakukan pemeriksaan yang kedua bahan yang lolos pada pemeriksaan
ini akan masuk ke gudang kantor. Sebelum masuk proses produksi bahan yang
disortasi, untuk bahan yang lolos akan digunakan untuk proses selanjutnya.
Sedang yang tidak lolos dibuang.
2.
Sortasi dan pencucian.
Sortasi bertujuan
untuk memisahkan bahan baku yang cacat untuk
diperoleh bahan yang baik. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan
kotoran yang terbawa oleh bahan baku pada saat pengangkatan dan penyimpanan.
Pencucian dilakukan 2-3 kali tergantung dari tingkat kekotoran bahan tersebut.
Pencucian di PT. Air Mancur melakukan pencucian bahan baku yang digunakan untuk
bahan jamu dengan dua tahap pencucian dengan air bersih dan pencucian dengan
desinfektan.
3.
Formalinisasi
Formalinisasi
dilakukan digudang kantor tempat penyimpanan bahan baku yang baru diterima dari
pemasok. Biasanya dilakukan setiap 2
minggu sekali dengan cara memanaskan kristal formalin diatas kompor listrik dalam ruang tertup selama 10 jam.
Tujuan formalinisasi adalah membunuh mikroorganisme, serangga, dan mengusir
hewan pengganggu. Setelah dilakukan formalinisasi akan dilakukan pemeriksaan
oleh laboratorium mikrobiologi. Jika formalin tidak kontak langsung dengan
bahan baku maka dianggap tidak bahaya.
4.
Fumigasi.
Fumigasi akan
dilakukan sesekali ketika ada permintaan. Tujuan fumigasi adalah untuk membunuh serangga dan
tikus. Fumigasi yang dilakukan di PT.
Air Mancur menggunakan fastototiksin dalam bentuk tablet.
5.
Penggudangan.
Bahan
yang telah dibeli disimpan dalam gudang untuk menunggu proses selanjutnya.
Pengendalian mutu yang dilakukan dengan cara pengaturan keluar masuk bahan
baku. Di PT. Air Mancur menggunakan metode FIFO. Penggunaan bahan baku juga
tidak langsung bersentuhan dengan lantai tetapi ditaruh diatas kayu. Selain
pengendalian mutu diatas masih banyak pengendalian- pengendalian mutu yang lain
yaitu Pengendalian mutu proses yang mencakup proses penggilingan, proses
pengayakan, proses pencampuran, proses pemeriksaan laboratorium,
pembuatan adonan, dan pengemasan dan proses pengendalian mutu produk dan
keamanan.
Untuk
hasil produk jamu PT. Air Mancur terdiri dari beberapa jenis berupa
cair,serbuk, pil,tablet dan serbuk. Untuk produk jamu yang diinginkan dibedakan
pada proses pembentukan produk sesuai dengan bentuk yang diinginkan setelah
melewati tahap pencampuran (mixing).
2.4
Limbah PT. Air Mancur
Proses
pengolahan jamu dalam bentuk serbuk menghasilkan limbah berupa limbah padat dan
gas.
a)
Limbah padat adalah ampas jamu
yang dihasilkan dari proses penggilingan simplisia maupun penyaringan serbuk
jamu.
b)
Limbah berupa gas adalah asap yang
dikeluarkan dari mesin penggerak pada saat proses penggilingan dilakukan. Dari
proses pengolahan jamu ini tidak dihasilkan limbah cair karena bahan baku
simplisia sudah diterima dalam bentuk kering sehingga tidak perlu dicuci lagi.
c)
Untuk limbah cairnya sendiri
diolah dalam unit instalasi pengolahan limbah cair secara aerob maupun
an-aerob.
Dampak
lingkungan lain yang terjadi adalah suara bising (polusi suara) yang
diakibatkan oleh mesin penggerak yang sedang dijalankan. Ampas jamu yang
dihasilkan tidak mencemari lingkungan sekitar karena dimasukkan ke dalam
karung. Ampas ini dapat dijual kembali (untuk pakan ternak atau pemanfaatan
lain). Limbah asap dan suara bising yang dihasilkan oleh mesin penggerak dapat
dikurangi dengan membuat pipa cerobong yang tinggi sekitar 5 meter sehingga
tidak mengganggu masyarakat sekitar. Kenyataannya asap yang dihasilkan tidak
pekat dan suara yang ditimbulkan pun tidak terlalu bising. Pada lokasi usaha
tercium aroma jamu dari proses penggilingan dan ceceran serbuk jamu yang
senantiasa dibersihkan secara berkala. Secara umum, industri ini tidak
memberikan dampak lingkungan yang mengganggu ataupun berbahaya bagi masyarakat
sekitar lokasi usaha.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada proses
pembuatan jamu bahan baku atau simplisia yang digunakan harus memiliki kandungan
air kurang dari 10%, karena bila melebihi batas ketentuan akan mudah tumbuh jamur. Pengecilan ukuran dilakukan agar bahan mempunyai ukuran yang
sama dengan menggunakan mesin crusher. Mesin
crusher yang digunakan adalah mesin crusher Pulfurizer tipe mangkok karena dapat menghaluskan bahan sampai 200 mesh.
Proses pengolahan terdiri
dari penggilingan, pengayakan, pengadukan (homogenitas) dalam mesin mixing
menjadi produk setengah jadi untuk dibuat produk sesuai bentuk yang diininkan (pil/tablet/kapsul).
Proses pembentukan produk berupa pil/tablet/kapsul dilakukan pengujian
farmakologi dan toksikologi dengan menggunakan hewan uji seperti tikus putih
terhadap bahan baku. Hal ini bertujuan untuk menguji stabilitas
untuk melihat berapa lama tahannya produk. Sebelum dilakukan pengujian farmakologi dan toksikologi, bahan baku
terlebih dahulu disortir di gudang untuk dilakukan pemeriksaan bakteri pathogen di Laboratorium Mikro agar
memenuhi standar.
Sebelum dilakukan
proses produksi bahan baku terlebih dahulu dilakukan pengendalian mutu bahan
baku yang meliputi pemeriksaan mutu,sortasi dan pencucian, formalinisasi,
fumigasi, serta penggudangan. Untuk hasil produk jamu PT. Air Mancur terdiri
dari beberapa jenis berupa cair,serbuk, pil,tablet dan serbuk. Untuk produk
jamu yang diinginkan dibedakan pada proses pembentukan produk sesuai dengan
bentuk yang diinginkan setelah melewati tahap pencampuran (mixing).
BAB
IV
PENUTUP
Di Pabrik Jamu yang berdiri
sejak tahun 1963 tersebut, para mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang skema
produksi, sejak pengambilan bahan baku hingga proses distribusi yang
mengedepankan ketelitian, higienitas dan quality control sesuai dengan standar
CPOTB. Adapun tujuan pemrosesan bahan jamu hingga menjadi bahan siap racik
adalah:
a. Menjaga
keaslian, kemurnian, dan kualitas bahan jamu.
b. Menjaga
kebersihan dari pencemar fisik (tanah, pasir, dan benda asing lainnya),
pencemar kimiawi (residu pestisida, herbisida dan lain-lain) dan pencemar
biologi (serangga hama bahan, dan bakteri).
c. Menjaga
kualitas bahan jamu sesuai dengan standard tertentu.
d. Menjaga
supaya pada proses selanjutnya tetap terjaga homogenitas dan komposisi formulanya
yang tidak berbeda dengan formulasi yang diinginkan.
Produk yang dihasilkan
berupa jamu, kosmetik, jamu untuk hewan, dan minuman kesehatan. Sebelum
didistribusi ke masyarakat, dilakukan uji coba terhadap hewan seperti tikus
putih dan terlebih dahulu dilakukan premarketing dan post-marketing. Sedangkan
untuk penanganan limbah di PT. Jamu Air
Mancur telah disediakan instalasi pengolahan limbah baik cair secara aerob
maupun anaerob maupun padat di karaganyar. Dengan demikian, tidak memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.Kontrol Kualitas. Diakses dari
http://www.airmancur.co.id/perusahaan/pusat-produksi/kontrol-kwalitas pada
tanggal 31 Januari 2013
Astuti,Puji.2006.
Laporan Praktek Kerja Lapangan.
Diakses dari http://dc337.4shared.com/doc/RJO0QWSj/preview.html pada tanggal 1 Februari
2013
Momokawai.2009. Sejarah Dan Perkembangaan Perusahaan
Air Mancur. Diakses dari
http://princessmomokawaii.blogspot.com/2009/10/j-rocks-topeng-sahabat-topeng-sahabat-j.html
pada tanggal 2 Februari 2013.
Mulyanto, Prihatmo Hari.1991. Pengadaan Simplisia Pada Industri Jamu Tradisional(Kasus Pengadaan Jahe
Kering Pada PT. Air Mancur). Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertania Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Setiyawan, Dani. 2011. Membangun Citra Jamu. Diakses dari http://ukmwonogiri.blogspot.com/2011/08/air-mancur-membangun-citra-jamu.html pada tanggal 2 Februari 2013.
LAMPIRAN
Daftar pertanyaan :
1.
Mengapa
suhu yang digunakan untuk pengeringan bahan
C?

Jawab :
Karena pada suhu
C
bahan yang dikeringkan tidak akan rusak kandungannya, tujuan dari pengeringan
ini hanya untuk mengurangi kandungan air yang ada di dalam bahan agar tidak
lebih dari 10%.

2.
Berapa
lama waktu yang digunakan pada saat pengeringan?
Jawab :
Waktu yang digunakan pada saat
pengeringan berkisar antara (4 – 5) jam, tergantung pada bahan yang digunakan
untuk pengeringan, karena setiap bahan memiliki kadar air yang berbeda – beda.
3.
Apa
akibatnya apabila suhu pada saat pengeringan berkurang atau berlebih?
Jawab :
Apabila suhu yang digunakan
kurang dari
C
maka didalam bahan masih mengandung cukup banyak kandungan airnya, yang dapat
mengakibatkan tumbuhnya jamur sehingga bahan menjadi rusak. Sedangkan, jika
suhu yang digunakan berlebih maka dapat merusak komposisi yang terdapat didalam
bahan.

4.
Bagaimana
menentukan tanggal kadarluarsa dari bahan alami?
Jawab :
Tergantung dari jenis kandungan
bahan baku yang digunakan atau bisa juga di uji dengan cara membandingkan
produk yang terkena sinar matahari secara langsung dengan produk yang tidak
terkena matahari, disitu dapat dibandingkan berapa lama produk tersebut dapat
rusak.
Saran :
Presentasi lebih ke pemasarannya
bukan ke prosesnya secara teknik kimia.
Sanggahan :
Karena kurang penjelasan dari
pihak perusahaan.